ID/Prabhupada 0797 - Mereka Yang Merupakan Para Pengajar Yang Melakukan Pengajaran Kepada Orang-orang Atas Nama Kṛṣṇa, Sehingga Orang-orang Tersebut Menjadi Menerima Kesadaran Kṛṣṇa, Maka Mereka Merupakan Para Prajurit Yang Agung

Revision as of 03:40, 12 July 2019 by Vanibot (talk | contribs) (Vanibot #0023: VideoLocalizer - changed YouTube player to show hard-coded subtitles version)
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)


Arrival Address -- Vrndavana, September 3, 1976

Prabhupāda : Pengetahuan Veda itu merupakan suatu wahyu. Pengetahuan ini tidak bisa dipahami melalui yang disebut sebagai kesarjanaan duniawi atau melalui pembacaan tata bahasa belaka. Tidak. Pengetahuan Veda dimungkinkan untuk bisa dipahami oleh seseorang yang sudah mencapai keyakinan yang tidak tergoyahkan kepada guru yang bona fide. Guru adalah wakil dari Kṛṣṇa - Kṛṣṇa beserta para wakilnya. Aku sudah berulangkali mendiskusikan mengenai kebenaran ini bahwa guru merupakan pelayan kekal Kṛṣṇa. Guru bukanlah seorang tukang sulap atau seorang ahli tipu muslihat. Itu bukanlah guru. Guru berarti ....

Sudah dijelaskan oleh Śrī Caitanya Mahāprabhu, bahwa menjadi guru itu sangatlah mudah. Ia sudah meminta kepada setiap orang, khususnya mereka yang dilahirkan di India, bhārata bhūmite manuṣya-janma haila yāra. (CC Adi 9.41). Khususnya, Karena kita adalah orang India, bhāratīya, maka kita memiliki fasilitas untuk menjadi guru di seluruh dunia. Kita memiliki fasilitas untuk itu. Karena kita memiliki begitu banyak kesusastraan, kesusastraan Veda, khususnya Bhagavad-gītā, yang disabdakan oleh Kṛṣṇa sendiri. Jika kita berusaha untuk memahami apa sebenarnya tujuan hidup ini dan lalu mengajarkannya ke seluruh dunia, maka kamu sudah menjadi guru. Dan jika kita ingin menipu orang lain atas nama yang hanya sebutannya saja yogī, svāmī, sarjana, maka hal itu tidak akan membuatmu menjadi guru. Guru ... Caitanya Mahāprabhu berkata bahwa, kamu semua, para orang India, para bhāratīya, jadilah guru. Āmāra ājñāya guru hañā tāra ei deśa. (CC Madhya 7.128). Di manapun kamu berada. Dan bagaimana aku bisa menjadi guru? Yāre dekha tāre kaha kṛṣṇa upadeśa. Itu saja.

Jadi, gerakan kesadaran Kṛṣṇa ini dimaksudkan untuk mengikuti petunjuk dari Caitanya Mahāprabhu. Dan petunjuk dari Caitanya Mahāprabhu adalah untuk mengajarkan kṛṣṇa-upadeśa. Dan inilah kṛṣṇa-upadeśa. na māṁ duṣkṛtino mūḍhāḥ prapadyante narādhamāḥ. (BG 7.15). Ini bukankah kata-kata yang aku ciptakan sendiri, ini adalah kṛṣṇa-upadeśa, yang mengatakan bahwa, "Siapapun yang tidak berserah diri kepadaKu, duṣkṛtina, maka dengan segera ia digolongkan menjadi empat kelompok." Apakah ke empat kelompok itu? Duṣkṛtina, mūḍhāḥ, narādhamāḥ, māyayāpahṛta-jñānā, āsuraṁ bhāvam āśritāḥ. Jadi, hal ini sangatlah sederhana. Siapakah mūḍha itu? Jika seseorang tidak berserah diri kepada Kṛṣṇa, jika seseorang tidak memahami siapakah Kṛṣṇa itu, maka ia bisa saja merupakan seorang duṣkṛtina, yaitu orang yang sangat berdosa ; atau seorang mūḍha, seorang bajingan yang kurang ajar ; atau seorang narādhama, yang paling rendah di dalam umat manusia dan māyayāpahṛta-jñānā, yaitu seseorang yang pendidikan serta gelar-gelar kesarjanaannya semuanya menjadi tidak berguna karena pengetahuan sebenarnya sudah dicuri darinya. Māyayāpahṛta-jñānā.

Jadi, tidak perlu berselisih mengenai hal ini .... Namun kita bisa memahami secara umum mengenai apa yang dimaksud dengan orang-orang yang seperti itu. Mereka berada di dalam ke empat kelompok manusia tersebut. Dan kita harus menghadapi mereka. Gerakan kesadaran Kṛṣṇa kita sedang menghadapi para bajingan ini, para duṣkṛtina dan para narādhama, dan kita meminta mereka untuk menjadi sadar akan Kṛṣṇa. Inilah gerakan kesadaran Kṛṣṇa. Janganlah hanya sekedar duduk diam di tempat terpencil sambil mempertunjukkan kemahiranmu di dalam menirukan Haridāsa Ṭhākura, Hare Kṛṣṇa, Hare Kṛṣṇa. Kamu harus memberikan pengajaran. Itulah perintah dari Caitanya Mahāprabhu. Āmāra ājñāya guru hañā tāra ei deśa. (CC Madhya 7.128). Yang seperti itulah yang benar-benar mengikuti Caitanya Mahāprabhu. Dan bukannya justru hanya menirukan Haridāsa Ṭhākura. Itu mustahil. Kamu bisa ... Bahkan sekalipun kamu bisa melakukan peniruan itu dengan sangat baik, tetap saja hal itu hanya berguna bagi keselamatan dirimu saja. Seandainya kamu bisa meniru Haridāsa Ṭhākura dengan sangat baik, tetapi itu hanya berguna bagi keselamatan dirimu saja. Namun seseorang yang menghadapi keadaan yang berbahaya untuk kebaikan serta keselamatan orang lain, maka mereka dengan segera menjadi diakui oleh Kṛṣṇa.

na ca tasmān manuṣyeṣu
kaścin me priya-kṛttamaḥ
(BG 18.69)
ya idaṁ paramaṁ guhyaṁ
mad-bhakteṣv abhidhāsyati
(BG 18.68)

Jadi, jika kamu menghadapi ... Seperti halnya para prajurit, mereka menghadapi bahaya demi membela negara . Maka mereka menjadi diakui. Maka sama halnya, mereka yang merupakan para pengajar - yang melakukan pengajaran kepada orang-orang atas nama Kṛṣṇa, sehingga orang-orang tersebut menjadi menerima kesadaran Kṛṣṇa, maka mereka merupakan para prajurit yang agung.

Jadi, aku sangat berbahagia bahwa kamu semua, khususnya para orang Eropa dan orang Amerika, kamu sudah membantuku Jadi, lanjutkanlah proses ini dan ini merupakan cara yang sangat mudah untuk menjadi diakui oleh Kṛṣṇa. Karena Beliau berkata, na ca tasman manusyesu kaścin me priya-krttamaḥ. (BG 18.69). Siapa? Mereka yang mengajarkan kesadaran Kṛṣṇa. Jadi, aku mengucapkan banyak terimakasih karena kamu semua sudah datang ke Vṛndāvana ini, untuk melakukan perjalanan serta pengajaran. Jadi, marilah kita mempersembahkan hidup ini untuk mengajarkan kesadaran Kṛṣṇa ke seluruh penjuru dunia. Dan ketika kita mati saat sedang mengajarkan, itu tidak apa-apa, karena bagaimanapun, hal seperti itu sangatlah mulia.

Terimakasih banyak.

Penyembah : Jaya!