ID/BG 16.9

Śrī Śrīmad A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupāda


ŚLOKA 9

एतां दृष्टिमवष्टभ्य नष्टात्मानोऽल्पबुद्धयः ।
प्रभवन्त्युग्रकर्माणः क्षयाय जगतोऽहिताः ॥९॥
etāḿ dṛṣṭim avaṣṭabhya
naṣṭātmāno 'lpa-buddhayaḥ
prabhavānty ugra-karmaṇaḥ
kṣayāya jagato 'hitāḥ

Sinonim

etām—ini; dṛṣṭim—penglihatan; avaṣṭabhya—menerima; naṣṭa—setelah kehilangan; ātmanāḥ—dirinya; alpa-buddhayaḥ—orang yang kurang cerdas; prabhavānti—berkembang; ugra-karmaṇaḥ—sibuk dalam kegiatan yang menyakitkan; kṣayāya—untuk peleburan; jagataḥ—dunia; ahitāḥ—tidak menguntungkan.

Terjemahan

Dengan mengikuti kesimpulan-kesimpulan seperti itu, orang-orang jahat, yang sudah kehilangan dirinya dan tidak memiliki kecerdasan sama sekali, menekuni pekerjaan yang tidak menguntungkan dan mengerikan dimaksudkan untuk menghancurkan dunia.

Penjelasan

Orang jahat menekuni kegiatan yang akan membawa dunia ke jurang kehancuran. Kṛṣṇa menyatakan di sini bahwa orang-orang itu kurang cerdas. Orang duniawi, yang tidak memahami Tuhan, menganggap diri mereka sedang maju. Tetapi menurut Bhagavad-gītā, mereka kurang cerdas dan tidak mempunyai otak sama sekali. Mereka berusaha menikmati dunia material ini sejauh mungkin. Karena itu, mereka selalu sibuk menemukan sesuatu untuk kepuasan indria. Penemuan duniawi seperti itu dianggap kemajuan peradaban masyarakat manusia, tetapi akibatnya orang semakin keras dan kejam: Kejam terhadap binatang dan kejam terhadap sesama manusia. Mereka tidak memahami sama sekali bagaimana tingkah laku yang baik satu sama lain. Membunuh binatang menonjol sekali di kalangan orang jahat. Orang seperti itu dianggap musuh dunia, sebab akhirnya mereka akan menemukan atau menciptakan sesuatu yang akan mengakibatkan semua orang hancur. Secara tidak langsung, ayat ini meramalkan penemuan senjata-senjata nuklir, yang sangat dibanggakan oleh seluruh dunia dewasa ini. Perang dapat meledak setiap saat, dan senjata-senjata atom tersebut dapat mengakibatkan pembinasaan. Benda-benda seperti itu dirancang semata-mata untuk menghancurkan dunia, dan kenyataan ini sudah disebutkan di sini. Oleh karena orang-orang tidak percaya kepada Tuhan, senjata-senjata tersebut ditemukan oleh masyarakat manusia; senjata-senjata itu tidak dimaksudkan untuk kedamaian dan kemakmuran dunia.