ID/Prabhupada 0143 - Terdapat Jutaan Dan Triliunan Alam Semesta



Sri Isopanisad, Mantra 13-15 -- Los Angeles, May 18, 1970

"O Tuhanku, penyangga semua yang hidup, wajah asliMu ditutupi oleh kemilau cahayaMu yang mempesona. Mohon berkenan membuka selubung itu dan mohon memperlihatkan diriMu kepada penyembah murniMu."

Ini adalah pembuktian dari Veda. Īśopaniṣad ini adalah Veda, yang merupakan bagian dari Yajur Veda. Jadi di sini dikatakan, hiraṇmayena pātreṇa satyasya apihitam mukham. Sama seperti matahari. Di sana, di planet matahari, ada seorang dewa penguasa yang namanya adalah Vivasvān. Kita mendapatkan informasi ini dari Bhagavad-gītā. Vivasvān manave prāha. Jadi, di setiap planet ada seorang dewa penguasa. Sama seperti di planet ini, jika bukan dewa, maka itu adalah seseorang seperti sang presiden yang ada di sini. Sebelumnya, hanya ada satu orang raja saja di planet ini, yaitu sampai pada Mahārāja Parīkṣit. Satu orang raja ... Hanya ada satu bendera saja yang menguasai seluruh planet ini. Demikian pula halnya, di dalam setiap planet ada satu dewa penguasa. Jadi, di sini dikatakan bahwa dewa penguasa yang utama adalah Kṛṣṇa, di dalam planet spiritual, di dalam planet tertinggi di angkasa spiritual. Ini adalah angkasa material. Di angkasa material ini, alam semesta ini merupakan salah satu dari banyak alam semesta. Ada jutaan serta triliunan alam semesta. Dan di dalam alam semesta ini terdapat jutaan dan triliunan planet. Yasya prabhā prabhavato jagad-aṇḍa-koṭi. (Bs. 5.40). Jagad-aṇḍa. Jagad-aṇḍa berarti alam semesta. Aṇḍa : seluruh alam semesta ini berbentuk seperti telur. Dan koṭi. Koṭi berarti ratusan serta ribuan. Jadi, di brahmajyoti terdapat ratusan dan ribuan alam semesta, dan di dalam alam semesta ini terdapat ratusan dan ribuan planet. Sama halnya, di angkasa spiritual juga terdapat planet-planet Vaikuṇṭha dalam jumlah ratusan, ribuan, bahkan tidak terbatas. Setiap planet Vaikuṇṭha dikuasai oleh Kepribadian Tuhan Yang Maha Kuasa. Kecuali di planet Kṛṣṇa, maka di semua planet Vaikuṇṭha, mereka dikuasai oleh Nārāyaṇa, dan masing-masing Nārāyaṇa itu memiliki nama yang berbeda-beda, yang beberapa diantaranya sudah kita ketahui. Seperti ketika kita mengucapkan Pradyumna, Aniruddha, Saṅkarṣaṇa... Kita hanya memiliki duapuluh empat nama saja, tetapi sebenarnya masih ada banyak nama lainnya. Advaitam acyutam anādim ananta-rūpam. (Bs. 5.33).

Jadi, planet-planet ini diselubungi oleh cahaya kemilau dari brahmajyoti. Karenanya di sini telah diucapkan doa, yaitu : hiraṇmayena pātreṇa satyasya apihitam. Apihitam berarti diselubungi. Sama seperti kamu yang tidak dapat melihat bola matahari karena adanya cahaya matahari yang menyilaukan ini, maka sama halnya, planet Kṛṣṇa, di sini kamu memiliki gambarnya. Dari planet Kṛṣṇa keluarlah cahaya. Jadi seseorang harus menembus cahaya ini. Hal itulah yang sedang didoakan di sini. Hiraṇmayena pātreṇa satyasya. Kebenaran Mutlak yang sejati, Kṛṣṇa, planetNya diselubungi oleh cahaya Brahman. Karenanya sang penyembah berdoa, "Mohon berkenan memindahkan selubung tersebut. Mohon memutar selubung itu sehingga hamba bisa benar-benar memandangMu. " Jadi mengenai brahmajyoti, para filsuf Māyāvāda itu, mereka tidak tahu bahwa melampaui brahmajyoti terdapatlah sesuatu. Ini adalah pembuktian dari Veda, bahwa brahmajyoti adalah seperti kemilau cahaya emas. Hiraṇmayena pātreṇa. Selubung ini menutupi wajah sejati dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Tat tvam pūṣann apāvṛṇu. Jadi, "Anda adalah sang penyangga, Anda adalah sang pemelihara. Mohon berkenan membuka selubung ini sehingga kami dapat benar-benar memandangMu, memandang wajahMu."