ID/Prabhupada 0216 - Kṛṣṇa Berkualitas Kelas Satu, Para Penyembahnya Juga Berkualitas Kelas Satu



Lecture on SB 1.7.47-48 -- Vrndavana, October 6, 1976

Inilah sikap dari Vaiṣṇava. Para-duḥkha-duḥkhī. Vaiṣṇava itu selalu para-duḥkha-duḥkhī. Itulah sifat Vaiṣṇava. Ia tidak memperdulikan penderitaannya sendiri. Namun ia, sang Vaiṣṇava, tidak bisa menerima dan menjadi merasa tertekan saat orang lain menderita. Itulah Vaiṣṇava. Prahlāda Mahārāja berkata,

naivodvije para duratyaya-vaitaraṇyās
tvad-vīrya-gāyana-mahāmṛta-magna-cittaḥ
śoce tato vimukha-cetasa indriyārtha-
māyā-sukhāya bharam udvahato vimūḍhān
(SB 7.9.43)

Prahlāda Mahārāja mendapat begitu banyak gangguan dari ayahnya, dan ayahnya itu akhirnya terbunuh. Namun demikian, saat ia diberi karunia oleh Tuhan, Nṛsiṁha-deva, ia tidak mau menerimanya. Ia berkata, sa vai vaṇik. Tuhanku, kami terlahir di dalam keluarga yang dipenuhi oleh sifat rajo-guṇa, tamo-guṇa. Rajo-guṇa, tamo-guṇa. Asura, mereka semua dipengaruhi oleh dua sifat yang lebih rendah itu, rajo-guṇa dan tamo-guṇa. Dan mereka, para dewata, mereka dipengaruhi oleh sattva-guṇa.

Ada tiga guṇa, sifat-sifat, di dunia material ini. Sattva-guṇa... Tri-guṇamayī. Daivī hy eṣā guṇamayī. (BG 7.14). Guṇamayī, triguṇamayī. Di dalam dunia material ini, ada sattva-guṇa, rajo-guṇa, tamo-guṇa. Jadi, mereka yang dipengaruhi oleh sattva-guṇa, maka mereka adalah golongan berkualitas kelas satu. Kualitas kelas satu di sini dimaksudkan sebagai kualitas kelas satu di dalam dunia material. Bukan di dalam dunia spiritual. Di dunia spiritual itu berbeda. Yaitu, bahwa di sana itu nirguṇa, tanpa adanya sifat-sifat material. Tidak ada penggolongan menjadi kualitas kelas satu, kualitas kelas dua, kualitas kelas tiga. Semuanya adalah kualitas kelas satu. Semuanya mutlak. Kṛṣṇa berkualitas kelas satu, para penyembahnya juga berkualitas kelas satu. Pohon-pohonan berkualitas kelas satu, burung-burung berkualitas kelas satu, para sapi berkualitas kelas satu, para anak sapi juga berkualitas kelas satu. Karenanya, hal ini semua disebut sebagai mutlak. Tidak ada konsep mengenai relatifitas, kualitas kelas dua, kualitas kelas tiga, kualitas kelas empat. Tidak. Segala sesuatunya adalah kualitas kelas satu. Ānanda-cinmaya-rasa-pratibhāvitābhiḥ. (Bs. 5.37). Segala sesuatunya tersusun dari ānanda-cinmaya-rasa. Tidak ada penggolongan. Entah apakah seseorang berada di dalam dāsya-rasa, seseorang berada di dalam sākhya-rasa, atau di dalam vātsalya-rasa atau mādhurya-rasa, mereka semuanya itu menyatu. Tidak ada yang namanya pembedaan. Tetapi ada keragaman. Kamu menyukai rasa ini, aku menyukai rasa itu, hal seperti itu diperbolehkan.

Jadi di sini, di dunia material, mereka semua sedang dipengaruhi oleh tiga rasa, dan Prahlāda Mahārāja, karena ia adalah putera dari Hiraṇyakaśipu, ia menganggap dirinya sendiri sebagai "aku dipengaruhi oleh rajo-guṇa dan tamo-guṇa." Ia adalah seorang Vaiṣṇava, ia berada di atas semua guṇa itu, tetapi seorang Vaiṣṇava tidak pernah merasa bangga atas guṇa yang dimilikinya. Sebenarnya, ia tidaklah merasa seperti itu, bahwa ia sudah sangat maju, bahwa ia sudah sangat tercerahkan. Ia selalu berpikir, "Aku ini adalah yang paling rendah."

tṛṇād api sunīcena
taror api sahiṣṇunā
amāninā mānadena
kīrtanīyaḥ sadā hariḥ
(CC Adi 17.31)

Inilah Vaiṣṇava.