ID/Prabhupada 0823 - Inilah Hak Kelahiran Di India - Mereka Dengan Sendirinya Menjadi Sadar Akan Kṛṣṇa



Lecture on SB 3.28.20 -- Nairobi, October 30, 1975

Harikeśa : (membaca) Terjemahan, "Di dalam memantapkan pikirannya pada bentuk kekal Tuhan, sang yogī tidak seharusnya memperhatikan semua bagian tubuh Tuhan secara bersamaan, tetapi ia seharusnya memantapkan pikirannya pada setiap bagian tubuh individual Tuhan."

Prabhupāda :

tasmiḻ labdha-padaṁ cittaṁ
sarvāvayava-saṁsthitam
vilakṣyaikatra saṁyujyād
aṇge bhagavato muniḥ
(SB 3.28.20)

Jadi, sebagaimana yang sudah aku jelaskan berulang kali mengenai arcā-mūrti ini ... Para kaum bajingan, mereka tidak bisa memahami arcā-mūrti. Mereka berpikir bahwa, "Orang-orang ini sedang memuja berhala." Bahkan di dalam agama Hindu, ada orang-orang yang hanya sebutannya saja pengikut Veda, namun mereka juga mengatakan, "Apa gunanya memuja Arca di temple?" Mereka membuat suatu propaganda besar-besaran di India untuk menghentikan pemujaan di temple. Selama beberapa waktu, hal ini mendapatkan dukungan, tetapi sekarang semua itu sudah berhenti. Propaganda para bajingan untuk tidak melakukan pemujaan Arca di temple ini sudah selesai. Tidak seorangpun yang memperdulikan hal itu lagi. Mereka berpikir bahwa Tuhan ada di mana-mana - kecuali di temple. (tertawa). Itulah pandangan mereka. Tuhan ada di mana-mana, lalu mengapa Beliau tidak ada di temple? Tidak. Itulah kekurangan pengetahuan mereka. Mereka tidak bisa menerima hal itu. Tidak. Tuhan ada di mana-mana, tetapi Beliau tidak ada di temple. Inilah kecerdasan mereka, para kaum bajingan itu.

Jadi, dengan demikian kita harus mengikuti jejak langkah para ācārya. Ācāryavān puruṣo veda. (Chāndogya Upaniṣad 6.14.2), seseorang yang sudah menjadi ācārya ... Seseorang yang memahami śāstra dan kemudian berperilaku di dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan peraturan dari śāstra, maka ia disebut sebagai ācārya. Acinoti śāstrārthaḥ. Jadi, itu berlaku bagi semua ācārya ... Di India ada beribu-ribu temple, temple yang sangat besar, khususnya di India Selatan. Kamu telah melihat beberapa dari temple-temple tersebut. Setiap temple itu wujudnya hampir menyerupai sebuah benteng. Semua temple ini didirikan oleh para ācārya, dan bukannya dibangun secara serampangan oleh orang-orang biasa. Tidak. Ada sebuah temple yang sangat terkenal, Bālajī temple, di Tirupati, Tirumalai. Sangat banyak orang yang datang ke sana dan hingga hari ini, donasi harian yang bisa dikumpulkan selalu berjumlah lebih dari satu lakh rupee. Meskipun ada begitu banyak propaganda besar-besaran untuk tidak mengunjungi temple, tetapi tetap saja orang-orang datang .... Inilah hak kelahiran di India - mereka dengan sendirinya menjadi sadar akan Kṛṣṇa. Dengan sendirinya. Karena itulah semua dewa, mereka juga ingin dilahirkan sebagai manusia di India. Dengan sendirinya.

Jadi, pemujaan di temple adalah suatu hal yang penting. Mereka yang menentang pemujaan di temple, pemujaan kepada Arca, mereka itu adalah golongan manusia yang tidak terlalu cerdas - mereka adalah kaum mūḍha yang adalah para orang bodoh. Jadi, kembali lagi kata-kata yang sama.

na māṁ duṣkṛtino mūḍhāḥ
prapadyante narādhamāḥ
māyayāpahṛta-jñānā
āsuri bhāvam āśritāḥ
(BG 7.15)

Māyayāpahṛta jñānāḥ. Mereka berbicara dengan sangat bangganya bahwa, "Tuhan ada di mana-mana," tetapi mereka melarang pelaksanaan pemujaan di temple. Apahṛta-jñānā, pengetahuan mereka tidak sempurna. Bahkan orang biasa bisa berkata, "Jika Tuhan ada di mana-mana, lalu mengapa Beliau tidak berada di temple?"