ID/Prabhupada 0946 - Kita Berpindah Dari Satu Badan Ke Badan Lain Hanya Untuk Mendapatkan Kebahagiaan Semu Yang Merupakan Khayalan



720831 - Lecture - New Vrindaban, USA

Keadaan terikat artinya adalah bahwa kita menerima suatu badan, suatu badan material, yang terikat di dalam berbagai macam cara. Seperti halnya bahwa badan mengalami enam macam perubahan. Badan itu dilahirkan. Badanlah yang dilahirkan dan bukannya makhluk hidup. Badan itu dilahirkan pada suatu waktu tertentu, lalu ia bertahan untuk beberapa waktu tertentu, kemudian badan itu tumbuh, lalu ia menghasilkan suatu produk sampingan, dan kemudian badan menjadi menyusut serta akhirnya ia musnah. Itulah enam macam perubahan atas badan. Bukan hanya enam macam perubahan ini saja yang terjadi pada badan, tetapi juga ada sangat banyak kesengsaraan. Kesengsaraan ini disebut sebagai tiga macam penderitaan yaitu, penderitaan yang berkaitan dengan badan serta pikiran, penderitaan yang berasal dari para makhluk hidup lain serta penderitaan yang timbul akibat gangguan dari alam. Dan secara keseluruhan, semuanya diringkas menjadi empat prinsip yang disebut sebagai kelahiran, kematian, usia tua dan penyakit. Inilah kehidupan terikat kita.

Jadi, untuk bisa keluar dari kehidupan terikat ini, maka hendaknya kita menghidupkan kembali kesadaran bhāgavata atau kesadaran Kṛṣṇa kita, atau kesadaran Tuhan, apapun itu sebutannya .... Ketika kita berbicara tentang "Kṛṣṇa," maka itu artinya adalah Tuhan Yang Maha Kuasa. Sedangkan kesadaran Tuhan, kesadaran Kṛṣṇa, itu adalah kesadaran kita yang asli. Setiap orang dari kita akan selalu ingat bahwa, "Aku adalah putera dari tuan ini. Tuan ini adalah ayahku." Adalah wajar jika seseorang mengingat ayahnya serta hubungan antara dirinya dengan sang ayah. Selain itu, di dalam urusan pekerjaan pada umumnya, maka sudah merupakan suatu etiket atau tata cara bahwa jika seseorang memperkenalkan dirinya, maka ia juga harus menyebutkan nama ayahnya. Di India hal ini sangatlah penting, di mana nama sang ayah atau jabatan menjadi nama belakang dari seseorang.

Jadi, kita sudah melupakan Sang Ayah Yang Utama, Kṛṣṇa, lalu kita ingin hidup secara bebas ... Bebas dalam arti bahwa kita ingin menikmati kehidupan sesuai dengan keinginan-keinginan kita. Maka hal seperti ini disebut sebagai kebebasan yang semu. Dan ... melalui kebebasan yang seperti ini, kita tidak pernah menjadi berbahagia, sehingga kita berpindah dari satu badan ke badan lain hanya untuk mendapatkan kebahagiaan semu yang merupakan khayalan. Karena suatu badan tertentu memiliki fasilitas kebahagiaan tertentu. Seperti kita yang ingin bisa terbang di angkasa. Tetapi karena kita ini adalah manusia, kita tidak memiliki sayap sehingga kita tidak bisa terbang. Namun burung yang adalah kaum binatang, yang lebih rendah kedudukannya, mereka bisa terbang dengan mudah. Dengan begitu, jika kamu mempelajari hal itu secara terperinci, maka setiap badan tertentu memiliki jenis fasilitas tertentu yang belum tenti dimiliki oleh badan-badan lain. Tetapi kita, manusia, kita menginginkan semua fasilitas kehidupan itu. Dan itulah kecenderungan kita.